KETUA DPR RI MARZUKI ALI MEMINTA GURU PENGAJIAN MENJAGA TANGAN TETAP DIATAS
Tidak ada yang menyangsikan peran Guru Pengajian di seluruh pelosok tanah air yang sejak dini telah berperan dalam membentuk karakter anak bangsa. Namun penghargaan masyarakat terhadap pendidik non formal ini tidak sebanding dengan karya bakti yang telah diberikan.
“Guru ngaji adalah ujung tombak dalam membentuk anak bangsa namun fakta menunjukkan mereka sering menjadi kelompok yang termarjinalkan. Kita berkepentingan untuk tetap menjaga mereka agar tetap amanah dalam menjalankan tugasnya,” kata Ketua DPR RI Marzuki Ali dalam acara peringatan Maulid Nabi Muhammad bersama masyarakat dan guru pengajian di Pondok Pesantren Bahrul Ulum, Tasikmalaya, Jawa Barat, Sabtu 12/3/11.
Ketua DPR memberi contoh bagaimana orang tua dengan mudah mengeluarkan anggaran untuk pendidikan bahasa asing anaknya, namun menjadi banyak tanya ketika harus membayar uang ngaji. “Guru pengajianlah yang akan menanamkan pondasi aqidah dan tauhid seorang anak, “ tambahnya. Gagal dalam proses itu akan membuat anak tumbuh dewasa dengan ritual agama semata, namun tidak mampu mengimplementasikan nilai-nilainya. Pada akhirnya kita melihat orang pintar, rajin beribadah, naik haji berkali-kali, bahkan seorang ustadz terjebak korupsi.
Pengasuh Pondok Pesantren Bahrul Ulum, H. Imih Misbahul Munir membenarkan rendahnya perhatian masyarakat dan pemerintah terhadap guru pengajian. “Di daerah mereka hanya dibutuhkan pada saat menjelang pilkada,” ujar Imih dihadapan ratusan jamaah termasuk diantaranya guru pengajian dari 39 kecamatan di Tasikmalaya dan sekitarnya. Tidak jarang untuk memenuhi kebutuhan hidup, pagi sampai sore menjadi tukang becak, tukang ojek atau tukang tembok baru kemudian setelah Magrib menjadi guru ngaji.
Untuk menjawab tantangan itu dibentuklah organisasi Perguji (Persatuan Guru Pengajian) yang sejak berdiri tahun 2008 telah melebarkan sayap di suluruh tanah air. Sampai saat ini pengurus DPW Perguji telah terbentuk di 13 Provinsi. “Organisasi ini bukan lahan politik dan bukan pula underbow dari partai politik tertentu,” tekan Ketua DPP Perguji Anas Nasuha Sobri.
Ia memberikan apresiasi kepada Ketua DPR RI Marzuki Ali yang telah berkenan menjadi Ketua Dewan Pembina organisasi yang masih sangat muda ini. Anas Nasuha meyakini ribuan guru pengajian dari seluruh tanah air adalah kumpulan orang baik yang tidak akan terbawa politik. “Saya lebih meyakini ketua DPR kita yang akan terjaga tetap baik karena sering bergaul dengan orang-orang baik, para guru ngaji,” imbuhnya.
Sementara itu, Marzuki Ali menjelaskan ia menerima ajakan menjadi pembina organisasi persatuan guru pengajian karena latar belakang kehidupannya yang memang agamis. “Sejak dulu saya terbiasa mengikuti pengajian, di Palembang saya mendirikan Pondok Pesantren. Jadi menjadi pembina Perguji bukan sesuatu yang asing bagi saya,” katanya.
Ia mengungkapkan untuk mengangkat harkat guru pengajian, terutama kesejahteraan perlu dipersiapkan program tepat guna. “Yang jelas jangan tangan dibawah jaga selalu diatas, jangan biasakan meminta-minta. Mari kita bangun Perguji dengan cara bermartabat, bisa jadi contoh bagi organisasi lain, bekerja jujur, amanah, bagaimana kita membangun kepemimpinan yang cerdas dan komunikatif,” demikian Marzuki.
Tiga tahun sejak berdiri menurutnya anggota Perguji di beberapa daerah berupaya memperkuat tatanan ekonomi. Langkah awal membentuk Baitul Maal Wat Tamwil atau Balai Usaha Mandiri Terpadu yang sejauh ini telah berkembang dengan cepat. “ Para guru ngaji ini mengedepankan kunci bisnis kejujuran, yang telah diajarkan nabi Muhammad SAW,” jelasnya. Beberapa anggota organisasi ini ada telah berhasil menekuni jalur usaha seperti mendirikan rumah makan, namun tetap meneruskan profesi awalnya sebagai guru ngaji.
Usai mengikuti acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW bersama masayarkat dan Pengurus serta anggota DPD Perguji Tasikmalaya, Ketua DPR RI Marzuki Ali meresmikan SMK Bahrul Ulum. Fasilitas ini melengkapi komplek pondok pesantren yang menyediakan pendidikan dari jenjang TK sampai pada tingkat sekolah menengah. (iky) foto:IK/parle